Jumat, 10 Juli 2009

Turnamen Sepak Bola antar SD Piala LETTO


Posted by: "MUSICA STUDIO'S" danxnyhcx@yahoo.com danxnyhcx
Thu Jun 25, 2009 1:07 am (PDT)

Turnamen Sepak Bola antar SD Piala LETTO Bukan ajang mencari juara dan bukan juga ajang mencari fans. Turnamen sepak bola ini digelar LETTO sebagai salah satu cara untuk turut menghidupkan aktivitas sosial masyarakat. Peserta turnamen terdiri dari 16 Kesebelasan yang berasal dari 16 Sekolah Dasar (delapan desa) di wilayah Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Wilayah ini merupakan desa pegunungan di sebelah barat Dieng, yakni Desa Lawen, Pingit Lor, Pasegeran, Sinduaji, Pandanarum, Beji, Pringamba dan Sirongge.

Turnamen Sepak Bola antar SD Piala LETTO akan kick off 13 Juli 2009 dan final berakhir pada 1 Agustus. Rencananya para personil LETTO akan menghadiri partai final untuk penyerahaan piala. Dalam akun facebook LETTO & PLETTONIC dikatakan bahwa kegiatan yang dinamakan "Turnamen Sepakbola antar SD Piala Letto" ini mencoba mengapresiasi konsep pendidikan.

Dikatakan juga keberhasilan acara ini tidak di ukur dari terlaksana atau tidaknya kegiatan ini melainkan dari sejauh mana semua elemen mampu bersinergi meningkatkan kualitas manusia dan melahirkan konsep sportivitas, solidaritas, interaksi, dan kepercayaan diri.

Dari konsep itulah turnamen ini memiliki slogan "sportivitas adalah nyawa dari keadilan”. Ayo dukung acara ini demi semangat anak-anak di Pegunungan Pandanarum.. Dan semoga acara ini akan terus berlangsung dan menyebar ke kecamatan-kecamatan lainnya di Indonesia.
baca info lengkapnya di akun facebook "LETTO & PLETONIC" dan "Piala LETTO"

Dhany Rudiana
web admin PT.MUSICA STUDIO'S
Jl.Pancoran Timur Raya No. 3
Pancoran - Pasar Minggu
Jakarta Selatan Indonesia 12780
website : www.musica-studios.co.id
www.myspace. com/musicastudios
Telp : 021 7974985 Ext. 211
Mobile phone : 0856 8508 291
E-mail : dhany@musica- studios.co.id
dhany.rudiana@ yahoo.co. id

Mengapa Sportif


Kami meyakini bahwa keadilan adalah poros terdalam dari kehidupan manusia. Maka menjadi sangat penting sejak dini, sejak anak-anak untuk membangun kepekaan melalui sensitifitas anak-anak melalui sepak bola, dengan menitikberatkan sportifitas--sehingga diharapkan anak-anak merekam pengalamannya yang penting bagi prinsip-prinsip dan sikapnya kelak bagi keberagaman "kemanusiaan".

Maka penyelenggaraan turnamen sepakbola untuk anak-anak yang dilansir LETTO sama sekali tidak mementingkan soal siapa yang juara, tetapi bagaimana terjadi suasana dan sikap sportifitas yang dalam situasi sekarang semakin terkikis

Letto kerjasama dengan Pemuda Kampung


Letto dalam menyelenggarakan kegiatan Turnamen Sepakbola tingkat SD ini bekerjasama dengan kelompok anak muda dari Desa Lawen yang tergabung dalam wadah bernama Anane29. Anane29 adalah kelompok yang didirikan oleh sisa-sisa pemuda dari desa itu yang awalnya berjunlah 29, kemudian mereka melakukan aktifitas sosial, ekonomi, pendidikan, dan salah satunya mereka membantu mendirikan Taman Kanak-kanak. Yang jelas kelompok ini berusaha membangkitkan dinamika kehidupan di sekitarnya. Hal ini senada dengan salah satu upaya Letto yang sangat apresiate terhadap perkembangan mutu dinamika masyarakat di segala bidang.

Hari ini ketika banyak orang sibuk mengurusi persiapan pemilu besuk. Pemuda-pemuda Anane29 menyibukkan diri dengan persiapan Turname. Memasang baliho, bersih-bersih lapangan, merapikan rumput, dan menyiapkan ubo rampe lain yang diperlukan guna penyelenggaraan Turnamen Sepakbola Piala Letto tanggal 13 Juli 2009 yang sudah tidak lama lagi.

Letto Menyambut Turnamen


KOMPAS, Kamis, 11 Juni 2009 | 04:41 WIB

Sore hari ini, Kamis (11/6), di Plaza Atrium Segitiga Senen, Jakarta, band Letto dan Vierra akan menyemarakkan acara Kompas.com Music Corner. Kesempatan itu dimanfaatkan Letto untuk menggencarkan promosi single ketiganya, ”Kepada Hati Itu”.

Di sela-sela promosi, Letto memberi kabar akan membuat kegiatan di luar aktivitasnya sebagai musisi. Bukan untuk kepentingan penjualan album, melainkan lebih bersifat penguatan masyarakat dari sisi sportivitas dan pendidikan.

Acaranya tak langsung memberi sumbangan, tetapi berupa turnamen sepak bola. Lho, apa kaitannya? Didukung manajemen, para personel Letto menganggap inilah salah satu jalan turut menghidupkan aktivitas sosial masyarakat.

Turnamen Sepak Bola Tingkat SD Piala Letto, begitu poster yang dipasang di akun Facebook Musica Studio’s. ”Ini tentang kompetisi dan persahabatan anak-anak di desa-desa,” kata Noe, vokalis Letto.

”Kegiatan ini untuk menghidupkan dinamika masyarakat. Bukan juara yang dicari. Kami juga tak menjadikannya ajang mencari fans, bukan ajang cari publikasi karena digelar di pelosok,” lanjutnya.

Turnamen tingkat Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ini rencananya digelar pada 13 Juli. Slogan dari Piala Letto ini pun dibikin serius, ”sportivitas adalah nyawa dari keadilan”. (AMR)

Sepakbola dan pendidikan


Penyatuan antara intelegensi, penguasaan emosi, dan agresifitas dinamiknya gerak dipercayai mampu merangkum multi dimensi dan talenta anak serta penumbuhan prinsip nilai-nilai di dalamnya, maka dari proses itu diharapkan tercipta individu yang cerdas, kreatif, sportif, berani bertindak serta tidak minder. Tentunya banyak formula yang bisa diciptakan untuk mengolah tiga hal di atas dalam sebuah wadah yang menyenangkan.

Di Indonesia kita mengenal sosok pendidik yang telah lama memasuki wilayah ini dengan konsep "Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani". (Di depan mengusung teladan, di tengah membangun/mengakomodir keinginan, di belakang memantau dengan dukungan konstruktif) Ada tiga hal besar yang bisa digaris bawahi, yakni ; teladan, membangun keinginan, dukungan.

Dalam kegiatan yang dinamakan "Turnamen Sepakbola antar SD Piala Letto", mencoba mengapresiasi konsep pendidikan. Tentunya ini menjadi penting mengingat perkembangan pendidikan Indonesia yang kurang lebih berkutat hanya pada satu atau dua wilayah pola didik. Bukan juga ingin mengatakan bahwa kegiatan ini adalah sebuah solusi jitu satu-satunya. Apalagi bila tidak mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait, tentunya harapan besar di atas hanya nihil. Kegiatan ini merupakan satu dari sekian banyak kegiatan yang bisa dihasilkan. Sedang keberhasilannya tidak di ukur dari terlaksana atau tidaknya kegiatan ini melainkan dari sejauh mana semua elemen mampu bersinergi meningkatkan kualitas manusia dan melahirkan konsep sportifitas, solidaritas, interaksi, dan kepercayaan diri.

Berbicara tentang sepakbola saja sebenarnya sudah cukup memberikan gambaran akan sportifitas dan kepercayaan diri. Padahal apabila mau digali lebih jauh, akan juga didapati bahwa cara bersahaja melalui turnamen ini juga akan melahirkan terapi sosial yang sangat bermutu. Misalnya saja bahwa sepakbola tidak akan berjalan baik tanpa menyatunya konsep kompetisi, sejauh mana penyikapan kompetisi dilakukan. Dalam sepakbola juga memerlukan kepercayaan diri. Melahirkan solidaritas intra dan intern, menumbuhkan lingkup interaksi sebagai pengasah wilayah afektif, dan kognitif. Dalam olah-raga apapun tentunya membutuhkan strategi termasuk sepakbola. Strategi juga merupakan kelahiran sistem primer dalam penyikapan kepada persoalan. Juga yang tidak bisa dilupakan ialah terlatihnya koordinasi tubuh yang tidak hanya berimbas pada perspektif fisik semata, namun juga terlahirnya cara berpikir positif, cara memandang persoalan, sekaligus cara menyikapinya hanya bermula dari senang-senang dan modal kondisi kesehatan tubuh dari berolah-raga.

Bahkan sebenarnya tujuan kesehatan di sini menjadi disfungsi bila dilakukan dengan niat menonjolkan diri yang menjadi bibit tidak sehat dalam perkembangan interaksi, solidaritas, dan produksi strategi diri positif lain. Strategi positif di dalamnya ada kesadaran akan kompetisi untuk berjalannya dinamika hidup, juga kepercayaan diri untuk menjadikan wilayah plural masyarakat menjadi memiliki arti. Artinya kegiatan ini menginginkan kesehatan menyeluruh yang meningkatkan fungsi potensi kemanusiaan.

Ki Hajar Dewantara dan sepakbola

Adalah Ki Hajar Dawantara yang pada hari kelahirannya ditetapkan sabagai hari pendidikan. KontribusiKi Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan dengan Taman Siswa-nya kini mau tidak mau diakui bahwa sudah demikian terdistorsi hingga bahkan mengikis semangat pendidikan yang diharapkan Ki Hajar Dewantara sendiri. Pola adopsi cara mendidik dari barat dianggap lebih relevan, sementara dalam perkembangannya ternyata kembali juga dengan pola didikan komperehensif tiga faktor dasar yang sudah dikenalkan Ki Hajar.

Keterkaitan dengan kegiatan ini ialah, bahwa segala hal sesederhana apapun menjadi memiliki nilai edukasi bila senantiasa didasari dengan konsep mencetak kepribadian unggul. Kepribadian unggul terlahir dari pola pendidikan yang menyeluruh. Sepakbola adalah simbol dari kerjasama, sportifitas, dan beberapa hal lain yang disinggung di atas. Atas dasar itu sepakbola dipilih untuk mewakili semangat pendidikan Ki Hajar, sepakbola diharap menjadi terapi aplikatif yang mengusung konsep pendidikan dan kesenangan, pembelajaran akan kerjasama, strategi, sportifitas atau kompetisi sehat, kepercayaan diri, solidaritas, interaksi, dan keteladanan lain yang bisa sama-sama dipetik. Kepribadian unggul juga bukan konsep yang semata ditimpakan kepada peserta yang notebene adalah Sekolah Dasar, namun juga kepada semua pihak yang kurang menaruh kepedulian akan betapa pentingnya memandang harapan luhur tokoh pendidikan bangsa sebagai titik tolak perubahan.